Minggu, 28 Agustus 2016

Ringkasan Cerita Rakya : Legenda Danau Toba

Legenda Danau Toba

      Pada zaman hiduplah seseorang pemuda di sebuah pulau yang bernama Toba. Toba ini seorang yang hidupnya sebatang kara. Tiap Hari Dia Hanya bertani. Dia adalah petani yang hebat dia dapat menyulap tanah yang tidak subur menjadi subur. Dia memiliki hobi memancing. Suatu hari dia sedang memancing. Di hari itu dia ingin dapat hasil pancingan banyak. Tapi ada Daya hingga petang dia pun belum mendapat ikan. Dia pin akhirnya putus asa, namun pada saat itu pula ada ikan yang menarik kail pancing Toba, ia merasa ikannya sangat besar, dia pun hampir hanyut karena ikan tersebut.hasilnya  Ikan pun itu sangat besar dan tidak seperti lainya ikan itu memiliki sisik yang berkilau dan sangat cantik. Toba pulang dengan perasaan yang gembira, ia membawa ikan yang berhasil ditangkap untuk disantap. 

Sesampainya di rumah Toba hendak memasak ikan itu, ia menghidupkan air dan mengambil air untuk merebus ikan tersebut. Namun, ketika hendak memasukkan ikan tersebut, Toba berubah pikiran setelah melihat ikan tersebut. Toba mengurungkan niatnya untuk memasak ikan tersebut. Kemilauan sisik ikan tersebut yang membuat Toba berubah pikiran. “Ikan ini begitu cantik bagaimana aku tega memakannya”, gumam Toba. Ia pun akhirnya membuat wadah yang besar untuk ikan tersebut. Toba merawatnya dan memberi ikan tersebut makan.

Seperti biasanya, Toba pergi ke ladang untuk bertani setiap pagi. Sepulang dari ladang, ia hendak memasak untuk makan hari itu. Naun, alangkah terkejutnya ketika ia melihat beraneka macam makanan telah tersaji di meja makannya. Ia hearn, siapakah yang telah mengirimkan makanan ini. Rasa penasarannya digusur dengan rasa laparnya, ia memutuskan untuk makan terlebih dahulu setelah itu memikirkan hal tersbut. Kejadian yang sama terulang kembali esok hari, ketika ia hendak masak tapi makanan sudah tersaji di mejanya. Hingga kali ini ia tidak dapat menghilangkan rasa penasarannya itu. Dan akhirnya Toba memikirkan suatu siasat untuk dapat mengetahui siapakah yang mengirimkan makanan untuknya. 

Esok harinya, agar berjalan sesuai rencana, Toba pura-pura pergi ke ladang, namun ia sebenarnya bersembunnyi di balik pohon dekat rumahnya. Hampir seharian ia menunggu, naun tak kunjung satupun orang terlihat mendatangi rumahnya. Hingga akhirnya menjelang sore hari, ia melihat asap yang datang dari rumahnya. Toba merasa penasaran, karena diumahnya tak ada seorang pun. Toba merasa penasaran dan khawatir, oleh karenanya Toba memutuskan untuk kembali ke rumah dan melihat apa yang sebenarnya terjadi. 

Sesampainya di rumah, alangkah terkejutnya Toba melihat sesosok wanita cantik yang sedang memasak di dapurnya. Toba pun menanyainya, “Si.. Siapa Kau???” wanita itu terkejut dan menjawab, “ a.. aku adalah putri jelmaan ikan yang kau tangkap itu Tuan”. “jangan bohong, siapa kau sebenarnnya??? Apa yang kau lakukan di rumahku???”, lanjut Toba. Puteri ikan meyakinkan Toba, “benar Tuan, aku tidak berbohong kepadamu. Aku sangat berterima kasih kepadamu karena kau tidak memakanku dan kau memberiku makan. Oleh karena itu, sebagai imbalan aku ingin membuatkan makanan untukmusetiap hari. Lihatlah keping uang ini!!! Ini adalah jelmaan sisikku”. Akhirnya Toba pun memilih untuk percaya meski pun itu sangat sulit. 

Setiap hari Putri Ikan itu memasakkan masakan enak untuknya. Toba pun jatuh cinta pada Putri Ikan itu, sampai pada suatu hari Toba memberanikan diri untuk meminang Putri ikan menjadi isterinya. Begitu senangnya Toba mengetahui bahwa sang Putri menerima lamarannya dengan satu syarat, bahwa kelak Toba tidak boleh memberitahu asal-muasal Putri Ikan tersebut kepada siapapun. Toba pun mengiyakan persyaratan yang diajukan sang Putri. 

Toba dan sang Putri pun akhirnya menikah. Warga desa sangat takjub dengan kecantikan Puteri Ikan itu dan merasa iri dengan Toba karena sangat beruntung mendapat ister yang cantik. Setahun kemudian, Toba dan Putri Ikan dikaruniai seorang anak lelaki yang diberi nama Samosir. Samosir memiliki nafsu makan yang cukup besar. 

Suatu hari, Samosir diminta Ibunya untuk menghantarkan bekal makan untuk ayahnya. Sesampainya di ladang, Samosir memberikan pesanan Ibunya untuk ayahnya. Namun, alangkah terkejutnya Toba ketika membuka bekal, “astaga, apa ini???? Kenapa Cuma sisaan nasi saja?”, tanya Toba kepada Samosir. “Maaf ayah, perjalanan ke ladang cukup jauh, aku merasa lapar jadi aku makan sebagian bekal untuk Ayah di jalan”, jawab Samosir. Merah padam muka Toba, ia sangat kesal, sehingga ia berada di luar kendali. Toba mengumpat Samosir sejadi-jadi, “dasar kau ini tak tau diuntung, dasar anak ikan”. Tanpa sengaja Toba menyebutkan asal muasal Ibunya. Samosir menangis dan mengadu kepada Ibunya apa yang dikatakan oleh Ayahnya.” Ibu, Ayah marah kepadaku karena aku memakan bekalnya dan ia mengatakan kalau aku ini anak ikan”’ jelas Samosir kepada Ibunya. Bagai tersambar petir, Ibu Samosir tak kuasa menahan air mata yang jatuh membasahi bumi. “Nak, pergilah kau ke puncak bukit, dan jangan pernah kembali”, terang Ibunya. Mereka pun pergi, Samosir menuruti perintah Ibunya. Seketika itu, Ibunya masuk ke dalam sungai dan menghilanng seketika. Badai hujan menerjang datang menenggelamkan pulau itu, bahkan Toba yang menyesal akan yang telah diperbuatnya ikut tenggelam. Sejak dari itu terbentuklah danau Toba yang mengelilingi bukit yang didaki Samosir, dikenal dengan pulau Samosir.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar